Design Kamar Mandi (TOILET) Sesuai Syariat Islam ??
Water closet (WC) identik dengan tempat yang bau dan kumuh. Memang wajar sebenarnya tempat tersebut dikatakan demikian, namun tidak ada salahnya jika WC, kita kondisikan menjadi tempat yang bersih dan tidak menjadi tempat yang menjadi sarang kuman. Dan secara syariat Islam bisa meminimalisir cipratan najis.
Saya contohkan di Jepang yang memiliki banyak keunggulan dibidang teknologi. Ternyata menghilangkan anggapan WC sebagai tempat yang kumuh dan menjijikkan, awal kita masuk yang terlihat adalah ruangan yang beraroma wangi seperti layaknya sebuah kamar tidur. Ternyata semua komponen WC disimpan dalam sebuah tombol yang menempel di dinding.
Baca Juga: Cara Mudah Membuat Bonsai Pohon Kelapa Gading
Dengan tombol tersebut kita dapat memunculkan bad tap, wc, shower ataupun kelengkapan yang lainnya. Butuh kursus untuk pendatang baru seperti saya, hehe.
Kita tinggalkan teknologi Jepang yang merubah WC menjadi tempat yang nyaman itu. Sekarang kita lihat perkembangan WC di Indonesia. Pada awalnya, kesadaran tentang perlunya WC dikalangan masyarakat amat rendah, terutama bagi masyarakat pedesaan. Yang mereka lakukan ketika akan buang hajat adalah ke sungai, kolam atau ke kebun belakang rumah.
Seiring perkembangan jaman, WC alami berubah menjadi WC cemplung yaitu dengan menggali lubang sedalam 1-2 meter dan membuat tempat jongkok di atasnya. Namun sebenarnya itu belum mengurangi bahaya penyakit yang mungkin ditularkan oleh lalat yang hinggap di kotoran manusia lalu berpindah ke makanan yang tersaji di meja.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan penyuluhan terhadap bahaya penyakit yang sebabkan oleh lalat. Lambat laun masyarakat menyadari betapa pentingnya membuat jamban sesuai dengan standar kesehatan yaitu WC dengan penampungan kotoran yang tertutup.
Sekitar tahun 80an, WC dengan kamar mandi tempatnya terpisah. Satu ruangan khusus tempat BAB dan satu lagi untuk kamar mandi. Karena waktu itu tanah masih luas dan masih murah harganya.
Di era sekarang, keduanya menjadi satu ruangan, mengingat terbatasnya tempat karena serba minimalis. Sehingga kesan kumuh dan jijik ketika masuk WC tetap saja ada, walaupun niatnya hanya untuk mandi. Terlebih WC yang umum dipasaran antara tempat nongkrong dengan jatuhnya kotoran sangat dekat. Belum lagi jika salah siram, bukannya bersih tapi malah muntah keluar dan berceceran.
Baca Juga: Ciri MonoShock Rusak, Kenali Sebelum Terlambat Service
Mungkin kesan ini yang selalu ada dibenak kalian, yaitu masih ada sisa kotoran yang berceceran di lantai. Sampai ada teman saya yang mengatakan “ saya kalau bikin WC tidak akan saya jadikan satu dengan kamar mandi, jijik”.
Baiklah saya akan memberikan tips membuat Toilet/WC bersih dan nyaman dengan kondisi minimalis dan bisa menjaga najis
1.Untuk kenyamanan, saran saya menggunakan ukuran ruangan minimal 2×2 meter.
Ukuran ini sangat ideal, 1 meter persegi untuk dudukan wc, 1 meter persegi untuk bak atau penampung air dan 1×2 meter area bebas untuk mandi.
Mengapa harus 1 meter persegi untuk dudukan wc, apa itu tidak terlalu lebar? Mungkin pertanyaan itu ada di benak temen-temen. Pengalaman saya dengan ukuran ini siku atau dengkul tidak menyentuh dinding ketika bergerak ke kiri ataupun ke kanan. Jadi tidak risih ataupun jijik.
2. Gunakan bowl (tempat nongkrong) yang bagus kualitasnya
Harga minimal 150 ribu, karena dijamin dengan harga tersebut memiliki kualitas yang sudah baik, untuk menjamin tidak terjadi pecah atau hal lainnya. Sebab jika sudah terpakai mau dandannya repot karena tempat bau.
3. Jika tidak dipasang keramik, pilih cat tembok dengan warna yang cerah, jangan di cat dengan cat minyak, karena tidak tahan lama dan menghasilkan belang ketika air kering
4. Pilih keramik lantai berwarna krem atau pink sehingga menciptakan nuansa bersih pada lantai ukuran 20×20 cm atau 25×25 cm
5. Posisi bowl di bawah dan ditambah adukan ke atas kira-kira satu keramik 20cm lihat gambar di bawah. Memungkinkan kotoran ketika disiram tertalu kuat tidak meluap keluar dan berceceran dilantai. Lebih nyaman karena posisi pantat jauh dari kotoran.
6. Posisi lantai miring 20 derajat kearah depan karena pembuangan air di buat sebelah pojok, biasanya sebelah pintu, atau lebih baik lagi jika deberikan parit kecil ukuran lebar 10 cm kedalaman 5 cm, sehingga jika ada kotoran sehabis BAB langsung bersih terbawa air. Dan najis pun cepat terbawa aliran air, tidak menggenang dahulu.
Perlu diingat bahwa ibadah Sholat kita akan diterima jika kita suci dari najis. Itulah sedikit sedikit tips dari saya semoga bermanfaat. Memang berbeda dengan yang umum kalian lihat tapi dijamin nyaman dan bersih. Pengalaman ini saya dapatkan setelah beberapa kali saya jumpai di rumah rekan kerja.